Diary Mystery Mystery Misteri di Balik Tugu Jepang dan Suara Isak Tangis

Misteri di Balik Tugu Jepang dan Suara Isak Tangis

Misteri di Balik Tugu Jepang dan Suara Isak Tangis post thumbnail image

GADAIKREDITCEPAT.COM – Masa pendudukan tentara Jepang di Timor, Nusa Tenggara Timur, antara 1942 dan 1945 meninggalkan banyak jejak sejarah. Peninggalan seperti bunker dan gua persembunyian para serdadu Jepang dapat ditemukan di berbagai penjuru Kota Kupang, NTT.

Salah satu peninggalan tersebut adalah Tugu Jepang, yang terletak di Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Kekuasaan Jepang di tanah Timor berakhir setelah dihantam oleh serangan tentara sekutu pada 1945.

Tugu Jepang ini dibangun pada tahun 1943. Sebelum tugu ini didirikan, area tersebut berfungsi sebagai tempat kremasi untuk jenazah tentara Jepang yang gugur dalam perang.

“Sisa kremasi sebagian dibuang ke laut, sisanya disimpan di lokasi pembangunan tugu,” jelas Anselmus Mabikafola, penjaga situs cagar budaya Tugu Jepang, kepada kami.

Pembangunan tugu dilakukan dengan kerja paksa oleh penduduk lokal Timor dalam sistem romusha. Selain tugu, Bandar Udara El Tari Kupang juga dibangun dengan metode serupa. Penduduk setempat menarik alat berat dengan tenaga manusia, menyebabkan ribuan orang meninggal karena kerja paksa tersebut.

“Semen untuk pembangunan tugu dan bandara didatangkan langsung oleh tentara Jepang. Cerita mengenai pembangunan ini diperoleh dari saksi mata, Kornelis Nifu, yang kini telah wafat,” ungkap Ansel.

Pada dinding tugu terdapat dua kotak marmer dengan nama perwira Jepang yang gugur. Gambar pedang samurai dan senapan bersilang serta simbol matahari terbit juga menghiasi tugu tersebut.

Berdasarkan cerita Kornelis Nifu, tugu ini dijaga oleh enam serdadu Jepang. Di dalam tugu terdapat patung “Sinto” yang disembah untuk memohon perlindungan Dewa Sinto agar tugu tersebut selamat dari serangan sekutu.

“Para penjaga Jepang itu dilengkapi radio yang frekuensinya tinggi sehingga bisa berkomunikasi dengan tentara Jepang di seluruh Indonesia,” jelas Ansel.

Destinasi Ziarah

Tugu Jepang yang terletak di Kupang telah lama menjadi daya tarik, khususnya bagi para veteran Jepang serta perwakilan diplomatik Jepang di Indonesia. Menurut Ansel, pada tahun 1983, delapan veteran Jepang beserta keluarganya mengunjungi Tugu Jepang tersebut.

Dari cerita Ansel, para veteran menunjukkan penghormatan sejak jarak 20 meter dengan melakukan soya atau sembah seraya membakar dupa. Setelah itu, mereka mengelilingi tugu sambil berdoa dalam bahasa Jepang.

Pada tahun-tahun berikutnya, Tugu Jepang semakin sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh penting dari Jepang. Seperti yang dijelaskan Ansel, pada tahun 2000 Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kawakami, mengunjungi tugu ini. Kemudian pada 2002, giliran Ishida, Konsulat Jepang di Surabaya yang datang. Disusul Konsulat Jepang di Jakarta pada 2003, wartawan Jepang Kici Okawa di tahun 2013, serta Tanaka, Konsulat Jepang di Jakarta pada tahun yang sama.

Salah satu momen yang dikenang Ansel adalah saat delapan veteran itu juga melakukan pencarian terhadap seseorang bernama Benyamin. Berdasarkan cerita mereka, Benyamin pernah menjadi juru masak para tentara Jepang selama mereka berada di Kupang. Meskipun membawa banyak oleh-oleh untuk Benyamin, usaha mencari sosok tersebut tidak membuahkan hasil karena jejaknya tidak ditemukan.

Misteri Tugu Jepang

Selain sejarah pembangunan Tugu Jepang, Ansel juga mengetahui berbagai kisah mistis terkait tugu tersebut. Pengetahuannya bersumber dari hasil penelusurannya sendiri, cerita sang ayah, serta pengakuan seorang saksi bernama Kornelis Nifu.

Menurut Ansel, tempat itu dianggap angker oleh masyarakat sekitar karena berbagai pengalaman aneh dan gaib yang mereka alami. Beberapa warga mengaku sering mendengar suara langkah kaki mengenakan sepatu berat. Pada malam bulan purnama, tangisan pilu kerap terdengar dari arah tugu.

Warga juga ada yang melaporkan melihat sosok berbadan kecil berpakaian serdadu Jepang mendorong meriam keluar-masuk tugu, atau sosok serdadu yang terlihat sedang merokok di sekitar tugu.

Kala Timor Timur lepas dari Indonesia pada tahun 1999, tugu tersebut bahkan sempat menjadi lokasi meditasi bagi beberapa tentara yang bertugas di wilayah itu. Ansel mengatakan bahwa beberapa dari mereka kerap datang menggunakan pesawat MK53 Hooc untuk melakukan semedi di sana. Berdasarkan pengakuan para tentara itu, tujuan mereka adalah mencari ilham atau kemungkinan keberadaan barang berharga yang tersimpan di tugu.

Sejak tahun 1999, Ansel telah bertugas sebagai juru pemelihara Tugu Jepang ini. Kisah-kisah seputar sejarah dan misteri tugu tidak hanya menjadi cerita lokal semata tetapi juga bagian dari daya tariknya sebagai destinasi ziarah bersejarah.

Baca Juga : Misteri Batu Meana: Penjagaan Ular Hitam Raksasa dan Larangan Mengenakan Baju Merah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post