GADAIKREDITCEPAT.COM – Sebuah dam peninggalan era kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1926 menyimpan sejumlah kisah misteri. Bangunan tersebut terletak di tepi Sungai Brantas, tepatnya di Dusun Doyong, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, Jombang. Masyarakat sekitar lebih sering menyebutnya dengan nama bok mata tiga karena dam ini memiliki tiga pintu air.
Bangunan ini memancarkan aura mistis, terutama saat berada di sekitarnya. Suasana semakin menyeramkan karena kondisinya yang rusak dan terbengkalai, ditambah dengan semak belukar dan rumput lebat yang menutupi area tersebut. Di bagian dalam bangunan, terdapat sebuah lori pengangkut tebu yang juga sudah berkarat dan dipenuhi tumbuhan liar, menambah kesan angker bagi siapa saja yang melintas.
Menurut Kepala Desa Turipinggir, Gunasir Wibowo, dam ini memang merupakan bangunan peninggalan Belanda yang sarat cerita mistis di tengah masyarakat. Ia menjelaskan bahwa ada kisah-kisah tentang sosok misterius yang kerap muncul pada waktu-waktu tertentu.
Banyak warga melaporkan melihat penampakan menyerupai manusia, namun mampu berjalan di atas permukaan sungai. Sebagian lagi mengaku pernah menyaksikan sosok berpostur sangat besar di sekitar lokasi bangunan. Walaupun penampakan ini tidak terjadi setiap hari, kemunculannya cukup membuat bulu kuduk merinding.
Dulu, dam ini berfungsi sebagai pengatur saluran air untuk kebutuhan irigasi sawah warga. Namun dalam beberapa dekade terakhir, bangunan ini telah lama terbengkalai dan tidak lagi berfungsi. Gunasir mengungkapkan bahwa pihak desa berencana memperbaiki kondisi bangunan bersejarah ini dengan menambahkan atap untuk melindunginya dari kerusakan lebih lanjut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pelestarian terhadap peninggalan sejarah di wilayah tersebut.
Meski dikenal dengan kisah-kisah mistisnya, kini bangunan dam banyak dimanfaatkan sebagai tempat fotografi oleh kalangan muda-mudi. Selain nuansa vintage yang dihadirkan bangunan tersebut, lokasinya juga dianggap menarik untuk dijadikan latar berfoto. Gunasir menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa perhatian pada situs bersejarah ini tidak hanya sebagai pelestarian sejarah, tetapi juga untuk menarik minat masyarakat terhadap nilai-nilai budaya lokal.
Baca Juga : Kisah Misteri Vas Basano, Benda Terkutuk yang Membawa Petaka bagi Para Pemiliknya
