GADAIKREDITCEPAT.COM – Misteri kecelakaan pesawat di Gunung Salak seakan tak bisa dilepaskan dari cerita mengenai keangkeran sebuah segitiga misterius yang sering disebut sebagai “Segitiga Bermuda Indonesia”. Segitiga ini diyakini terbentuk oleh tiga gunung yang letaknya berdekatan, yaitu Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Gunung Gede.
Sebagian orang menyebut bahwa kawasan ini memiliki anomali magnetik. Tarikan magnet yang kuat di Gunung Salak konon dapat membuat kompas tidak berfungsi, mengacaukan radar, dan mencegah pesawat mengirimkan sinyal darurat. Akibatnya, kecelakaan pun kerap terjadi di wilayah ini. Baca juga: Kisah Pendaki yang Tersesat di Gunung Salak, Bertemu Makhluk Aneh hingga Prajurit Era Kuno.
Kepercayaan lokal menyebutkan bahwa energi dari ketiga gunung tersebut terpusat di Istana Cipanas, tepatnya di sebuah bangunan bernama Gedung Bentol yang dibangun semasa kepemimpinan Presiden Soekarno. Tempat ini diketahui digunakan oleh Bung Karno untuk meditasi.
Tidak jauh dari Gedung Bentol terdapat sumber air panas yang disakralkan oleh masyarakat sekitar, dikenal sebagai sumber air panas dari Siliwangi. Penduduk setempat, terutama mereka yang memegang teguh ajaran Sunda Wiwitan, percaya bahwa wilayah segitiga ini adalah area keramat dengan kekuatan magnetik besar. Oleh karena itu, kawasan tersebut diyakini tidak boleh dilalui sembarangan karena berisiko menimbulkan musibah.
Rekor kecelakaan pesawat di Gunung Salak memang cukup mengejutkan. Dalam kurun waktu 2003 hingga 2012 saja, tercatat enam peristiwa kecelakaan yang merenggut banyak korban jiwa. Pada 2003, helikopter S-58 Twin Pack milik TNI AU jatuh, menewaskan tujuh orang. Setahun kemudian, insiden serupa menimpa pesawat Paralayang JT500 dan menelan tiga korban jiwa. Di tahun yang sama, pesawat jenis Cessna 185 Skywagon juga mengalami nasib nahas dengan lima korban tewas.
Kecelakaan lainnya terjadi pada 2008 ketika pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh dengan korban 18 jiwa. April 2009, pesawat latih Sundowner mengalami insiden serupa dan merenggut nyawa tiga orang. Namun, tragedi terbesar terjadi pada 2012 saat pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh, menewaskan 45 orang. Kasus ini menjadi yang paling dikenal dan memunculkan banyak teori di balik keangkeran Gunung Salak. Baca juga: Ngeri! Pendaki Gunung Salak Berubah Jadi Pocong Akibat Jimat Pesugihan.
Paska insiden Sukhoi Superjet 100, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menghimbau agar rute penerbangan menghindari kawasan tiga gunung tersebut, mengingat risikonya yang tinggi. Jalur ini dianggap sangat berbahaya karena dapat memutus komunikasi pesawat dengan menara pengawas.
Selain faktor magnetik, cuaca ekstrem di puncak Gunung Salak turut menjadi ancaman serius bagi penerbangan. Kabut tebal sering kali muncul secara tiba-tiba dan mengurangi jarak pandang pilot secara drastis, meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Karena itu, pesawat komersial umumnya menghindari jalur ini. Hanya helikopter dan pesawat militer yang lebih sering melewati kawasan tersebut. Bahkan, mitos menyebutkan bahwa burung yang melintasi area “sakral” ini dapat mati mendadak, menguatkan cerita-cerita misterius tentang Gunung Salak dan segitiga angkernya.
Baca Juga : 4 Kisah Misteri di Sungai Ciliwung: Dari Buaya Buntung Hingga Hantu Noni Belanda