GADAIKREDITCEPAT.COM – Selama puluhan tahun, para ilmuwan terlibat diskusi panjang mengenai asal usul pola berbentuk lingkaran polkadot yang misterius di tanah tandus. Pola unik ini ditemukan di Gurun Namibia, Afrika, serta pedalaman Australia, dan kemungkinan terdapat di banyak lokasi lainnya.
Dengan berjalannya waktu, muncul dugaan di kalangan ilmuwan bahwa fenomena yang dikenal sebagai fairy circle atau lingkaran peri mungkin dapat ditemukan di negara lain. Berdasarkan analisis data satelit, kini diyakini bahwa pola ini tersebar di 263 lokasi di 15 negara yang tersebar di tiga benua.
Fernando Maestre, seorang ahli ekologi dari Universitas Alicante, Spanyol, yang juga turut menulis penelitian ini, menjelaskan bahwa timnya telah menemukan keberadaan fairy circle di berbagai lokasi yang sebelumnya tidak pernah disadari. Fokus selama ini lebih banyak diberikan pada Namibia dan Australia saja, sehingga meninggalkan banyak area potensial yang belum terjelajahi.
Namun, diperlukan penelitian lapangan untuk memastikan apakah pola melingkar di beberapa daerah benar-benar merupakan fairy circle. Norbert Jurgens, ahli ekologi emeritus dari Universitas Hamburg, menekankan bahwa pada area kering di seluruh dunia terdapat banyak tanah gundul yang diakibatkan oleh berbagai proses alami.
Awalnya, keberadaan pola misterius ini teridentifikasi oleh ilmuwan data dari tim Maestre melalui Google Earth. Mereka menemukan pola serupa fairy circle di Nigeria, temuan yang kemudian menuntun pada hipotesis bahwa fenomena serupa dapat ditemukan secara luas di seluruh dunia.
Untuk mendalami hal ini, tim mengembangkan model pengenalan pola dengan memanfaatkan gambar fairy circle dari Namibia dan Australia sebagai acuan. Model tersebut kemudian diaplikasikan pada citra satelit yang mencakup 575 ribu area lahan tandus dengan luas sekitar dua setengah hektar yang tersebar di berbagai wilayah dunia. Meskipun area tandus meliputi sekitar 41% permukaan bumi, model hanya terfokus pada lokasi tertentu yang memiliki potensi kehadiran fairy circle, mencakup total sekitar 193 mil persegi.
Melalui analisis citra satelit, tim berhasil menemukan pola lingkaran misterius hampir di semua lokasi yang telah diidentifikasi oleh model mereka, mulai dari Kazakhstan hingga Madagaskar. Dari penemuan ini, karakteristik spesifik lokasi kemunculan fairy circle berhasil dirumuskan. Lokasi tersebut umumnya memiliki iklim panas, tanah berpasir dengan kadar nitrogen rendah, sangat kering, dan menerima curah hujan tahunan sebesar 4 hingga 12 inci.
Maestre mengungkapkan bahwa pola vegetasi yang ditemukan sangat mirip dengan karakteristik fairy circle di Namibia dan Australia berdasarkan uji statistik. Namun, ia juga mengakui bahwa topik ini masih menjadi kontroversi dalam dunia ilmiah. Untuk meredam perdebatan lebih jauh, ia menyebut penemuan timnya sebagai pola vegetasi seperti fairy circle daripada mendefinisikan secara pasti sebagai fairy circle.
Tetap saja, penelitian ini memicu kritik serius. Stephen Getzin, ahli ekologi dari Universitas Gottingen di Jerman, berpendapat bahwa pendekatan tersebut dapat melemahkan makna dan definisi sebenarnya dari fairy circle. Getzin sebelumnya menjelaskan bahwa lingkaran peri asli muncul dalam pola kisi-kisi yang teratur, sementara penemuan Maestre tidak memenuhi kriteria tersebut.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Walter Tschinkel dari Universitas Negeri Florida. Ia menilai bahwa meskipun pola bundar yang ditemukan muncul di daerah kering dan tanah berpasir, bentuk tersebut tidak sesuai dengan definisi fairy circle yang diterima secara ilmiah.
Maestre kemudian menanggapi pendapat tersebut dengan menyebutkan bahwa definisi Getzin tidak sepenuhnya didukung oleh seluruh komunitas ilmiah yang mempelajari fenomena fairy circle. Dia menekankan bahwa topik ini memang masih menyisakan ruang besar untuk eksplorasi dan pemahaman lebih lanjut.
Hingga kini, perdebatan seputar asal-usul dan definisi fairy circle masih berlangsung. Fenomena misterius ini tetap menjadi teka-teki yang belum dapat dijelaskan secara utuh.
Baca Juga : Misteri Air Terjun Blawan: Menelusuri Legenda Nong Pegghe’ dan Keajaiban Alam yang Mempesona
