GADAIKREDITCEPAT.COM – Candi Arjuna, sebuah situs bersejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu, selalu memikat perhatian dengan perpaduan keindahan arsitektur dan kisah misterinya yang penuh daya tarik. Yuk, kita menyelami lebih jauh tentang maha karya peninggalan ini dan cerita yang mengelilinginya.
Sejarah Singkat Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna pertama kali ditemukan pada tahun 1814 oleh seorang tentara Belanda bernama Theodor van Elf. Saat pertama kali terlihat, area ini tergenang air hingga menutupi sebagian besar struktur candi. Proses serius untuk mengungkap keindahannya dimulai pada tahun 1856 oleh HC Cornelius, warga negara Inggris, yang memimpin pemeliharaan dengan cara mengeringkan air yang menutupi kompleks tersebut. Dalam usaha ini, ia dibantu oleh J. van Kinsbergen dan pemerintah Hindia Belanda.
Riset mendalam dilakukan setelah itu, termasuk membaca prasasti kuno yang ditemukan di lokasi. Prasasti berangka tahun 731 Saka (sekitar 808 Masehi) ini adalah prasasti Jawa Kuno tertua yang diketahui hingga kini. Dari penelitian ini, para ahli menyimpulkan bahwa Candi Arjuna dibangun pada abad ke-7 oleh Wangsa Sanjaya.
Sebagai tambahan, penelitian awal juga menemukan sebuah arca Dewa Siwa di sekitar candi. Kini, arca tersebut menjadi salah satu koleksi berharga di Museum Nasional Jakarta.
Pesona dan Keunikan di Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna tidak hanya menawarkan sejarah yang kaya, tetapi juga tradisi kebudayaan yang masih terjaga. Salah satu yang paling ikonik adalah upacara pemotongan rambut gimbal anak-anak asli Dieng. Ritual ini, yang diyakini dapat menghindarkan kesialan, dilaksanakan setiap tahun dalam rangkaian Dieng Culture Festival. Saat acara berlangsung, kompleks Candi Arjuna dipadati oleh wisatawan lokal hingga mancanegara.
Ketika memasuki kawasan candi, pengunjung langsung disuguhi suasana asri. Tangga panjang dikelilingi pepohonan rindang memberikan nuansa sejuk khas dataran tinggi Dieng. Udara dinginnya menghadirkan sensasi berbeda yang melengkapi pengalaman wisata budaya dan sejarah.
Di pusat kompleks berdiri Candi Arjuna sebagai fokus utama, ditemani beberapa candi lainnya yang berjajar rapi seperti Sembadra, Gatotkaca, Semar, dan Srikandi. Kompleks ini memiliki total luas sekitar 36 meter persegi dengan candi-candi megah berbentuk unik. Atapnya berstruktur berjenjang dengan menara kecil di setiap sudut, mencerminkan gaya arsitektur Jawa Kuno. Salah satu ornamen menarik adalah “Kala,” hiasan berbentuk wajah raksasa tanpa rahang, serta makara pada sisi pintu candi yang dipercaya mampu menangkal bala.
Daya Tarik Lainnya
Selain aspek sejarah, pengunjung juga akan terpikat oleh pemandangan sekitar yang luar biasa indah. Langit biru Dieng berpadu dengan hamparan bukit dan pegunungan hijau seolah menjadi lukisan alam yang sempurna. Rerumputan di sekitar candi sering kali dimanfaatkan wisatawan untuk bersantai sembari menikmati panorama.
Di dalam seni bangunannya sendiri tersimpan berbagai simbol dan detail menarik. Pada bagian atas candi terdapat istadewata yang dipercaya sebagai gerbang masuk para dewa. Keempat bangunan utama di kompleks ini mengisyaratkan filosofi pewayangan Jawa salah satu akar budaya lokal yang berbeda dari cerita pewayangan India.
Candi Semar yang terletak di sebelah Candi Arjuna juga memiliki sejarah uniknya sendiri. Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, candi ini sempat digunakan untuk menyimpan senjata dan perlengkapan pemujaan. Bentuk atapnya menyerupai limasan tradisional, meski puncaknya kini telah hilang.
Sebuah Perjalanan Penuh Makna
Mengunjungi Candi Arjuna bukan sekadar perjalanan ke sebuah tempat bersejarah, melainkan sebuah pengalaman spiritual, budaya, dan estetika yang menyatu dalam harmoni. Situs ini tidak hanya menggambarkan kejayaan sejarah Wangsa Sanjaya tetapi juga menjadi saksi bagaimana nilai tradisional masih dihormati hingga kini. Siapa pun yang datang ke sini akan pulang dengan decak kagum terhadap warisan budaya tanah air yang tak ternilai harganya!
Baca Juga : Menguak Misteri dan Aura Angker Taman Festival Bali: Ulasan Lengkap!